Rabu, 09 Januari 2013

Kesehatan di balik Teh dan Kopi

Kesehatan di balik Teh dan Kopi - Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.[2]
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: قهوة‎ qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.[3] Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda.[rujukan?] Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.[3]
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta.[4]
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.[5] Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.[rujukan?] Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.[6] Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).

Sejak jaman dulu, hingga jaman modern ini, kopi dan teh menjadi minuman favorit bagi kebanyakan orang di dunia. Meski begitu, banyak orang yang takut minum kopi atau teh, karena kandungan kafeinnya, bisa mengganggu kesehatan. Namun menurut penelitian,  kafein pada kopi dan teh, ternyata mempunyai efek yang menguntungkan sebagai obat psikoaktif, yang dapat memelihara fungsi otak, dan belakangan ini, hal itu sangat  dihargai. baca tentang kesehatan rambut 

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia[1]. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia

Meski begitu, ada orang yang takut ngopi dan beralih ke ngeteh saja. Pertanyaannya, ngopi atau ngeteh, sehat yang mana sih? Inilah jawabannya. Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan, bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer.

Studi epidemiologis pertama menunjukkan, hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson. Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan, bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer, jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and  Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari Seniorjournal.

Kesimpulannya, kopi pahit atau teh pahit, sama-sama ampuh melawan kepikunan dan bagus buat kesehatan ?. Uji laboratorium menemukan, bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak, yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin. Selain itu kopi, teh hitam, dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer. Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya, ungkap Dr.Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris.

Meski begitu diingatkan, sebaiknya dalam meminum kopi atau teh pahit, secukupnya setiap pagi, atau sore hari. Karena minum kopi secara berlebihan, dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah, dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian. Namun minum kopi atau teh dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan manfaat bagi kesehatan.

Melewati pagi rasanya kurang lengkap tanpa secangkir kopi atau teh. Selain menyehatkan, kedua minuman ini juga dapat memberikan ekstra semangat. Dua-duanya pun memiliki kandungan antioksidan dan kafein. Namun, kopi sering dianggap tidak aman, karena kafeinnya yang tinggi. Dan banyak yang kemudian memilih teh. Sebenarnya, mana yang lebih baik, dan apa manfaat kedua minuman ini untuk tubuh? Beberapa catatan di bawah ini mungkin bisa menjelaskan.